Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Korea adalah sebuah
semenanjung yang di
Asia Timur (di antara
Tiongkok dan
Jepang).
[1][2][3] Korea terbagi menjadi dua negara, yakni
Republik Korea (
Korea Selatan) dan
Republik Rakyat Demokratik Korea (
Korea Utara) setelah
Perang Dunia II pada tahun
1945.
Korea Selatan kemudian berkembang menjadi negara
demokratis sementara Korea Utara berhaluan
komunis.
Bendera Persatuan
Korea sering digunakan untuk merepresentasikan Korea pada ajang
olahraga internasional, namun bendera tersebut bukan merupakan bendera
resmi kedua negara.
Karena zaman dinasti-dinasti bersejarah sudah berakhir, istilah Korea
saat ini didefinisikan berdasarkan gabungan 2 entitas yang terbagi oleh
Garis Demarkasi Militer pararel 38,
yakni Korea Utara, dan Korea Selatan. Semenanjung Korea di sebelah
utara dibatasi oleh Republik Rakyat Tiongkok, dan Rusia di sebelah timur
laut, serta
Jepang di sebelah tenggara yang dipisahkan dengan
Selat Korea.
[2]
Nama
Sebutan "Korea" diambil dari nama dinasti Korea yang terkenal, yaitu
Goryeo (935-1392). Goryeo sendiri menamai negerinya dari kependekan nama salah satu
Tiga Kerajaan Korea,
Goguryeo (37 SM-668 M). Dalam bahasa Tionghoa dilafalkan "Gao-li" dan penyebutan itu menyebar ke para pedagang
Timur Tengah,
dan lama kelamaan menjadi "Korea". Kata "Korea" secara umum di dunia
internasional saat ini digunakan untuk menunjuk kedua negara Korea.
Dalam
Bahasa Korea di Korea Selatan, "Korea" berarti "Han-Guk" (
Korea Selatan; kependekan dari "Dae Han Min Guk") sedangkan "Chosŏn" digunakan oleh Korea Utara untuk menyebut nama negara mereka.
Istilah "Korea" digunakan pertama kali oleh
Percival Lowell (1855-1916), seorang
penulis,
petualang dan
astronom Amerika yang mengunjungi Korea sekitar 100 tahun yang lalu.
[4] Nama tersebut merupakan interpretasi literal dari kata
Chosǒn (
Joseon, 조선 / 朝鮮, 1392-1910), nama negara yang ia kunjungi di akhir abad ke-19.
[4] Lowell menganggap nama tersebut cocok untuk kerajaan yang tertutup terhadap dunia luar tersebut.
[4]
Korea pada saat itu tak dikenal di dunia barat, namun pada masa
sebelumnya, Dinasti Goryeo telah dikenal oleh dunia barat, dan dari
negara itulah kata Korea berasal.
[4]
Untuk penggunaan lain untuk nama keluarga Korea, lihat
nama Korea.
Sejarah
Sejarah Korea bermula dari zaman
Paleolitik Awal sampai dengan sekarang.
Kebudayaan tembikar di Korea dimulai sekitar tahun 8000 SM, dan zaman
neolitikum dimulai sebelum 6000 SM yang diikuti oleh
zaman perunggu sekitar tahun 2500 SM. Kemudian,
Kerajaan Gojoseon berdiri tahun 2333 SM.
[5] Baru pada abad ke-3 SM Korea mulai terbagi-bagi menjadi banyak wilayah kerajaan.
Pada tahun satu
Masehi,
Tiga Kerajaan Korea seperti
Goguryeo,
Silla dan
Baekje mulai mendominasi
Semenanjung Korea dan
Manchuria.
[6] Tiga kerajaan ini saling bersaing secara
ekonomi dan
militer. Goguryeo, dan Baekje adalah dua kerajaan yang terkuat, terutama Goguryeo, yang selalu dapat menangkis serangan-serangan dari
Dinasti-dinasti Tiongkok. Kerajaan Silla perlahan-lahan menjadi kuat, dan akhirnya dapat menundukkan Goguryeo.
[6] Untuk pertama kalinya
Semenanjung Korea berhasil disatukan oleh Silla pada tahun
676 menjadi
Silla Bersatu.
[6] Para pelarian Goguryeo yang selamat mendirikan sebuah kerajaan lain di sisi timur laut semenanjung Korea, yakni
Balhae.
[6]
Silla Bersatu akhirnya runtuh di akhir abad ke-9, yang juga mengakhiri masa kekuasaan Tiga Kerajaan. Kerajaan yang baru,
Dinasti Goryeo, mulai mendominasi Semenanjung Korea.
[6] Kerajaan Balhae runtuh tahun
926 karena serangan bangsa
Khitan dan sebagian besar penduduk serta pemimpinnya,
Dae Gwang-hyeon,
mengungsi ke Dinasti Goryeo. Selama masa pemerintahan Dinasti Goryeo,
hukum yang baru dibuat, pelayanan masyarakat dibentuk, serta penyebaran
agama Buddha berkembang pesat.
Pada tahun 1392,
Taejo dari Joseon mendirikan
Dinasti Joseon setelah menumbangkan Goryeo.
Raja Sejong (1418-1450) mengumumkan penciptaan abjad
Hangeul. Antara
1592-
1598, dalam
Perang Imjin,
Jepang menginvasi
Semenanjung Korea, tetapi dapat dipatahkan oleh prajurit pimpinan Laksamana
Yi sun sin. Lalu pada tahun
1620-an sampai
1630-an
Dinasti Joseon kembali diserbu oleh suku
Manchu (
Dinasti Qing).
[6]
Pada awal tahun
1870-an, Jepang kembali berusaha merebut Korea yang berada dalam pengaruh Cina. Jepang memakasa Korea untuk menandatangani
Perjanjian Eulsa yang menjadikan Korea sebagai
protektorat Jepang, lalu pada 1910 Jepang mulai menjajah Korea.
[6]
Dengan menyerahnya Jepang pada tahun
1945,
PBB membuat rencana administrasi bersama
Uni Soviet dan
Amerika Serikat, namun rencana tersebut tidak terlaksana. Pada tahun 1948, pemerintahan baru terbentuk, yang
demokratik (
Korea Selatan) dan
komunis (
Korea Utara) yang dibagi oleh
garis lintang 38 derajat. Ketegangan antara kedua belah pihak mencuat ketika
Perang Korea meletus tahun
1950 ketika pihak Korea Utara menyerang Korea Selatan.
[6]
Geografi dan geologi
Korea terletak di
semenanjung Korea di
Asia timur laut.
[1] Di barat lautnya ia dipisahkan
Sungai Amnok (Yalu) dengan
Republik Rakyat Tiongkok.
Sungai Duman di timur lautnya memisahkan Korea dengan
Rusia dan RRT. Beberapa pulau-pulau penting antara lain
Jeju,
Ganghwa,
Ulleung,
Dokdo,
Jindo,
Geoje, dan sebagainya.
Bagian selatan, dan barat Korea adalah
dataran rendah dan sebelah timur, dan utara memanjang rangkaian pegunungan
Baekdu Daegan sepanjang semenanjung.
Dataran tinggi Gaema berada di wilayah
Korea Utara dan merupakan produk vulkanis dari zaman
meszoikum. Titik-titik tertinggi termasuk
Gunung Baekdu (2774),
Sobaeksan (2184 m),
Jirisan (1915),
Baeksan (1724),
Geumgangsan (1638),
Seoraksan (1708),
Taebaeksan
(1564) dan sebagainya. Beberapa gunung lebih rendah berada tegak lurus
dengan jaringan Baekdu Daegan, sebagian besar berkembang di garis
tektonik dari zaman mesozoikum, dan pada dasarnya mengarah ke barat
laut.
Tidak seperti pegunungan yang lebih tua di daratan semenanjung, banyak pulau-pulau penting dibentuk oleh aktivis vulkanik zaman
cenozoikum. Jeju yang terletak di pesisir selatan adalah pulau vulkanik besar dengan puncak
Hallasan (1950 m). Ulleung-do, dan Dokdo di laut timur terdiri dari batuan felsik, dan berusia lebih muda.
Karena daerah pegunungan sebagian besar terletak di sebelah timur
semenanjung, sungai-sungai utama cenderung mengalir ke sebelah barat,
dan selatan. Di barat mengalir sungai Amnok,
Chŏngchŏn,
Daedong,
Hangang,
Geum,
Yeongsan,
Nakdong,
Seomjin dan sebagainya. Sungai-sungai ini memiliki dataran banjir yang luas, dan menyediakan tanah yang subur untuk pertanian.
Demografi
Bangsa Korea tergolong ras kulit kuning (Mongoloid).
[7] Kombinasi populasi Korea adalah 73 juta jiwa (2007). Komposisi suku bangsanya merupakan yang paling
homogen di dunia, yakni bangsa Korea yang berbicara dalam bahasa Korea.
[7]
Namun jumlah orang asing telah meningkat pesat, terutama di Korea
Selatan, yang mencapai 1 juta orang. Populasi warga asing di Korea
terbesar adalah
etnis Tionghoa (sampai Agustus 2007 mencapai 440 ribu jiwa) lalu
orang Jepang, warga
Asia Tenggara,
Asia Selatan,
Asia Tengah dan sebagainya. Sejumlah kecil komunitas Jepang, dan Tionghoa tinggal di Korea Utara.
Terdapat lebih dari 6 juta warga Korea di seluruh dunia pada tahun
2005. Mereka sebagian besar telah menjadi warga negara tetap yang
bersangkutan karena imigrasi yang sejak lama, contohnya seperti warga
Korea di Republik Rakyat Tiongkok (
Chaoxianzhu), Amerika Serikat (
Korea-Amerika), Jepang (
Zainichi Kankoku), Jerman (
Korea-Jerman), Rusia, dan Asia Tengah (
Koryo Saram), Brasil (
Korea-Brazil) dan sebagainya.
Bahasa
Bahasa resmi Korea Utara, dan Selatan adalah
bahasa Korea.
Klasifikasi genealogis bahasa Korea masih diperdebatkan, 2 bagian
kelompok ilmuwan yang berbeda pendapat menyatakan bahasa Korea termasuk
bahasa rumpun Altai-Tungusik, yang lainnya adalah
bahasa isolat,
yakni tercipta karena meminjam penggunaan bahasa lain. Namun sebagian
besar memasukkan bahasa Korea ke dalam rumpun bahasa Altai-Tungusik
bersama bahasa
Turkik,
Mongol,
Tungusik, dan
Jepang.
Bahasa Korea memiliki morfologi yang aggluginatif dengan tata bahasa
(syntax) yang serupa dengan bahasa Jepang, yakni SOV (Subject + Object +
Verb). Seperti bahasa Jepang, dan Vietnam, bahasa Korea banyak sekali
meminjam kosakata dari
bahasa Tionghoa yang tidak berkaitan. Bahasa Korea modern ditulis dengan abjad Hangeul, yang diciptakan pada abad ke-15 oleh
Raja Sejong.
Sastra
Sastra Korea yang ditulis sejak zaman
Tiga Kerajaan disebut sastra klasik, yang pada saat itu ditulis dalam aksara Cina (
hanja).
Sastrawan Korea menulis puisi, cerita, dan syair dalam gaya Tionghoa
klasik namun berkembang dengan pemikiran, dan rasa Korea. Sastra klasik
Korea dipengaruhi unsur-unsur
Buddhisme,
Konfusianisme dan
Taoisme,
namun akarnya tetap kuat pada kepercayaan tradisional, dan
cerita-cerita rakyat aslinya. Bentuk pertunjukkan sajak opera
tradisional yang paling terkenal adalah
pansori. Sastra modern berkembang pesat dengan munculnya
Hangeul,
yang membantu meningkatkan melek huruf rakyat kebanyakan. Namun sastra
yang memakai abjad hangul baru populer sejak abad ke-19, beberapa abad
setelah penemuannya. Novel pada zaman itu yang ditulis dengan Hangul
adalah sinsoseol (novel baru).
Seni dan budaya
Dalam teks kuno Tiongkok, negeri Korea dijuluki
Sungai dan pegunungan yang disulam di atas sutera atau
Negeri Timur yang Bersatu.
Selama berabad-abad, Korea menjalin hubungan dengan Tiongkok dalam
berbagai bidang. Korea dikenal di dunia barat melalui pedagang-pedagang
Arab yang pergi ke Tiongkok lewat jalur sutera. Para pedagang Arab pada
tahun 845 M (zaman
Silla Bersatu) menuliskan
Di dekat Tiongkok ada negeri yang berlimpah emas bernama Silla yang mempesonakan mereka.
Korea memiliki corak kebudayaan yang beragam yang berasal dari akar asli yang dibentuk dalam berbagai kesenian, dan tarian.
Budaya Tionghoa
yang diimpor selama berabad-abad ikut berperan membentuk sistem sosial,
dan norma berdasarkan Konfusianisme, Buddhisme, dan Taoisme. Hasilnya
adalah beragamnya bentuk manifestasi, dan akulturasi antara budaya asli
Korea, dan Tiongkok yang unik. Dari sini Korea berperan besar dalam
mentransfer budaya yang maju ke Jepang.
Dalam budaya kontemporer, Korea dikenal akan tren
Korean Wave yang dihasilkan menyebarnya popularitas budaya
musik pop,
film dan
drama Korea, serta baru-baru ini tren
video game dan
B-Boy Korea. Namun diplomasi secara kultural adalah diakuinya olahraga tradisional Korea,
Taekwondo, ke dalam pesta olahraga internasional
Olimpiade.
Olahraga
Taekwondo
Olahraga yang dimainkan oleh masyarakat Korea terdiri dari berbagai jenis, baik moderen maupun tradisional.
[8] Dalam bahasa Korea istilah olahraga disebut
스포츠 (
Seupocheu;
sport), yang mana belum lama muncul, dan baru dimasukkan sebagai kosakata
Bahasa Korea pada abad ke-21.
[8] Namun sebenarnya, konsep olahraga telah digunakan sejak awal mula
sejarah rakyat Korea.
[8] Sejak masa prasejarah, masyarakat Korea sudah melakukan berbagai macam aktivitas olahraga, dan
permainan tradisional.
[9] Banyak olahraga tradisional Korea masih dipraktikkan seperti
taekwondo,
ssireum, memanah, dan
taekkyeon.
Dasar dari olahraga tradisional ini membuat atlet-atlet Korea diakui
dalam cabang-cabang olahraga internasional seperti memanah, berkuda,
ataupun gulat. Atlet-atlet Korea berkompetisi dalam olahraga skating,
tenis meja, renang, sepak bola, basket, angkat besi, dan voli.
Agama
Kuil Buddha Beomeosa.
Tradisi
Konfusianisme mendominasi kepercayaan, dan pemikiran bangsa Korea, bersama
Buddhisme,
Taoisme dan
Shamanisme.
[10] Agama Buddha menjadi agama resmi
Tiga Kerajaan (57 SM-935 M) dan dinasti
Goryeo (935-1392).
[10] Paham Konfusianisme mencapai masa keemasan pada zaman dinasti
Joseon (1392-1910). Agama
Kristen dibawa oleh
misionaris Eropa menjelang akhir periode Joseon, dan pada abad ke-20 meningkat pesat.
[10] Agama
Islam yang baru diperkenalkan di Korea sejak
perang Korea oleh tentara
Turki,
memiliki pengikut di Korea (2007; ±140 ribu jiwa). Walau begitu
sebanyak 46,5% populasi Korea Selatan mengaku tidak mengikuti suatu
kepercayaan tertentu.
[10] Di
Korea Utara, kebebasan beragama mendapat tekanan.
Masakan
Masakan Korea (Han-sik) sebagian besar adalah hasil
fermentasi dan sebagian besar sudah terkenal di dunia karena diakui manfaat kesehatannya seperti
Kimchi dan
Doenjang.
[11] Cara memasak makanan tradisional Korea memperlihatkan cara yang unik dalam pembuatan, dan penyajian.
[11] Masakan Korea umumnya terdiri dari nasi, sayur-sayuran yang dibumbui, sup, rebusan, lauk pauk daging, dan ikan.
[11] Jenis masakan Korea sangat bervariasi berdasarkan daerah-daerahnya.
Kimchi adalah salah satu makanan orang-orang korea, makanan ini
terbilang makanan yang sederhana, dan dapat disimpan dalam waktu lama,
serta dikenal berasa kuat, dan pedas. Banyak sajian banchan dibuat dari
proses fermentasi, menghasilkan rasa pedas, kuat, dan asin. Setiap
daerah memiliki rasa bumbu kimchi yang berbeda-beda.
Pendidikan
Sistem sekolah modern di Korea Selatan terbagi menjadi 6 tahun untuk
sekolah dasar, masing-masing 3 tahun untuk SMP dan SMU. Program
Penilaian Siswa Internasional (Program for International Student
Assessment) yang dijalankan oleh OECD baru-baru ini menempatkan
pendidikan Korea Selatan di peringkat 11 dunia. Walau siswa-siswa
sekolah Korea Selatan seringkali menempati ranking tinggi pada tes
komparatif internasional, sistem pendidikannya sering dikritik karena
menerapkan cara pembelajaran yang pasif, dan terlalu banyak menghafal.
Sistem pendidikan Korea Selatan yang tergolong disiplin, dan terstruktur
adalah pengaruh Konfusianisme yang sudah tertanam sejak lama dalam
masyarakat Korea. Siswa-siswanya jarang memiliki waktu cukup untuk
bersantai karena mengalami tekanan untuk berprestasi baik, dan masuk
universitas ternama.
Ilmu pengetahuan dan teknologi
Salah satu bukti awal yang menunjukkan kemajuan dari bidang iptek
bangsa Korea adalah cheomseongdae, bangunan observatori pengamat langit
yang dibangun tahun 634 Masehi (Silla). Sejak dahulu ilmu pengetahuan,
dan teknologi Korea sudah dipengaruhi Tiongkok yang lebih maju. Korea
mengimpor sistem/cara bertani padi, geomansi, astronomi, fengshui,
arsitektur, kesenian dari dinasti-dinasti Tiongkok. Dalam
perkembangannya menghasilkan karya-karya unik khas Korea seperti alat
cetak blok kayu pertama di dunia, Jikji, lalu Tripitaka Koreana, kertas,
keramik seladon, jam matahari, alat pengukur hujan, jam air, abjad
Hangul, kapal perang, dan sebagainya.
Pada zaman modern keunggulan teknologi Korea sangat dikenal dalam
industri otomotif, dan elektroniknya. Produk robot yang baru diciptakan
adalah HUBO menyusul keunggulan Jepang. Prestasi Korea juga tercipta
saat seorang astronotnya berhasil mengorbit dengan pesawat NASA, yaitu
Lee So-yeon.
sumber https://id.wikipedia.org/wiki/Korea